Iklan atas

Kakek Penjual Kayu Kering, Ingin Lihat Anaknya Lanjut Sekolah Lagi, Kisahnya Bikin Tersentuh


 Kembali larut malam juga, kayu kering yang dipikulnya seharian pula belum pasti laku.

Buat bertahan hidup, tiap orang memanglah telah sepatutnya bekerja apapun itu buat mencari nafkah, asalkan pekerjaan itu baik. Tetapi umumnya di umur senja, mereka yang telah berusia menikmati hari- hari mereka saja. Tampaknya, tidak seluruh demikian.

Semacam cerita kakek yang satu ini. Mengutip dari kitabisa. com, kakek ini ini masih berjualan kayu kering di umur tuanya serta telah berlangsung sepanjang 40 tahun.

Tiap hari, Mbah Satrim wajib mencari serta mengumpulkan kayu di hutan. Besoknya, kayu- kayu tersebut dijemur sampai kering. Baru setelahnya di hari ke- 3, Mbah Satrim baru dapat menjualnya. Prosesnya memakan waktu lumayan lama supaya dapat mencari nafkah.

Mbah Satrim wajib berjalan serta memikul kayu sepanjang 15 kilometer buat menjualnya di kota, walaupun umurnya telah menggapai 63 tahun. Sekali pikul, Mbah Satrim cuma memperoleh Rp 25 ribu. Itupun jika laku, Kerapkali Mbah Satrim wajib bawa kembali kayu- kayu kering yang dipikulnya ke rumah. Sepanjang 40 tahun, ya begini terus kehidupan Mbah Satrim.

Walaupun demikian, Mbah Satrim tidak mau mengemis. Baginya, lebih baik membeli kayu bakarnya daripada memberikannya duit dengan cuma- cuma. Tetapi walaupun demikian, ya memanglah terdapat saja orang baik memberikannya suatu semacam nasi bungkus. Baginya, Tuhannya senantiasa mencukupkan kebutuhannya.

Mbah Satrim mau sekali memandang anaknya supaya senantiasa bersekolah. Dia tidak mau anaknya semacam dirinya yang berjualan kayu kering keliling. Bila kalian mau menolong Mba Satrim dalam penuhi kebutuhan serta pula cita- citanya,

Belum ada Komentar untuk "Kakek Penjual Kayu Kering, Ingin Lihat Anaknya Lanjut Sekolah Lagi, Kisahnya Bikin Tersentuh"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel